Accounting Mind Maps

A New mindmap for IGCSE Accounting has been uploaded on dineshbakshi.com. This mindmap is very helpful for students to understand the basic rules of accounting i.e. debit and credit. This mindmap can be downloaded from www.dineshbakshi.com Mind Map section in PDF format. Check out hundreds of other mind maps on Economics and Business Studies in the same section.

Visi Seneby Corp. 2020

Visi Seneby Corp. 2020


(Pembuatan Celengan Kecil untuk Masa Depan Seneby yang Lebih baik)

Tahap I
(2010-2012)

2010

Semester Awal

Semester Akhir

2011

Semester Awal

Semester Akhir

2012

Semester Awal

Semester Akhir

Tahap II
(2013-2014)

2013

Semester Awal

Semester Akhir

2014

Semester Awal

Semester Akhir


Tahap III
(2015-2016)

2015

Semester Awal

Semester Akhir

2016

Semester Awal

Semester Akhir

Tahap IV
(2017-2018)

2017

Semester Awal

Semester Akhir

2018

Semester Awal

Semester Akhir

Tahap V
(2019-2020)

2019

Semester Awal

Semester Akhir

2020

Semester Awal

Semester Akhir

Seneby ICT Corp.

Analisis Strategi Perusahaan Apple

iMac, iPod, iTunes, dan iPhone sungguh merupakan deretan karya teknologi yang amat estetik. Deretan produk elegan dengan sentuhan seni yang mengesankan. Deretan produk yang barangkali ingin menggapai dengan sepenuh hati apa itu makna keindahan yang sempurna. Dan melalui deretan produk inilah, Apple kemudian menyeruak menjadi pendekar paling tangguh dalam era konvergensi digital masa depan.

Dalam lima tahun terakhir, Apple memang terus bergerak menggapai langit prestasi. Setelah produk iPod-nya melambung dan membuat para petinggi Sony kelabakan, kini Apple hendak menggoyang kedigdayaan Nokia dengan produknya yang memukau, iPhone. Sementara jutaan orang setiap hari mengunjungi kios musiknya via iTunes.

Pada 2007 versi majalah Fortune, Apple Computer, Inc. menempati peringkat kelima perusahaan yang dikagumi dunia, bahkan peringkat nomer satu perusahaan paling inovatif di dunia berdasarkan survei ekstensif kepada ribuan eksekutif di seluruh dunia yang dilakukan oleh majalah Business Week adalah Apple.

Terdapat duabelas pelajaran manajemen yang dikategorikan dalam empat hal: membuat produk sebagai raja, membuat pelanggan sebagai raja, menerjang pola yang ada dalam pemasaran, dan memperbaiki pimpinan dan rencana kerja. Salah satu contoh adalah tentang bagaimana Steve Jobs (salah satu pendiri Apple) memvisualisasikan visi nya ke dalam bentuk yang nyata dan bisa dimengerti semua karyawan dengan mudah.

Dalam pengembangan produk, tidak bisa kita pungkiri bahwa Apple sangat menomorsatukan hal ini. Lihat saja iPod dengan desain yang elegan, mudah digunakan dengan menu sentral berbentuk seperti roda, dan pemilihan warna kemasan yang menarik. Ini baru dari segi penampilan. Dalam hal perangkat, iPod didesain dengan teknologi hard drive secara teliti. Dalam hal perangkat lunakpun, setiap produk Apple selalu dikembangkan dengan prinsip berimbang menggabungkan konsistensi dan kontinuitas. Setiap aplikasi yang dikembangkan selalu konsisten sehingga tidak ada masalah dalam perkembangan versi selanjutnya. Fitur yang telah adapun disempurnakan dengan menggunakan asas kontinuitas sehingga pengguna bisa merasakan manfaatnya secara berkesinambungan.

Apple selalu menekankan pada bagaimana menciptakan kebutuhan bagi pelanggan melalui inovasi. Hal ini diawali dengan visualisasi dari visi secara gamblang. Ambil contoh misalnya saat Steeve Jobs memimpin rapat. Ia membuka tas plastik yang dibawanya, menuangkannya ke atas meja dan ternyata merupakan tiruan (mock-up) yang berbentuk seperti buku agenda yang terbelah dua. Belahan pertama adalah keyboard sedangakan belahan kedua adalah layar LCD. Dengan jelas Steve mengatakan bahwa Apple harus bisa membuat komputer dengan bentuk seperti buku agenda. Maka lahirlah PowerBook yaitu sebuah notebook dengan trackball di keyboard nya. Kepiawaian Steve Jobs dalam membumikan visi ini perlu mendapatkan acungan jempol.

Strategi pemasaran yang dilakukan Apple juga sangat praktis. Belajar dari Harley Davidson, Apple memasarkan produknya melalui komunitas. Dengan adanya komunitas seperti MUG (Macintosh Users Group) maka masalah teknis bisa diselesaikan oleh komunitas pengguna dan sekaligus bertindak sebagai corong Apple dalam menyebarkan hal-hal positif mengenai Apple. Strtaegi ini jitu dan efektif bila disertai dengan produk yang handal.

Dalam hal kepemimpinan., Apple telah berkali-kali mengalami perubahan CEO. Bahkan Steve Jobs, meskipun pada awalnya adalah pendiri, pernah juga dikeluarkan dari Apple.. Setiap CEO memiliki visi dan gaya yang berbeda. Cara melihat gaya masing-masing adalah, salah satunya, dalam pengalokasian anggaran untuk penelitian dan pengembangan (litbang). Karena ini adalah bisnis berbasis teknologi, peran litbang sangat vital dalam mendukung pelaksanaan inovasi yang dikembangkan.

Duabelas pelajaran manajemen yang ada pada perusahaan Apple Computer Inc. adalah sebagai berikut:

1. Toko Khusus Apple

Sebelum ada “Apple Store”, seringkali distributor produk-produk Apple tidak memiliki staf yang menguasai pengetahuan produk secara lengkap, sehingga kelebihan-kelebihan Apple tidak tersampaikan kepada calon konsumen. Untuk itu, keberadaan Apple Store sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Apple Store telah menjadi sebuah pusat pelayanan Apple yang sangat ramah dan menyenangkan, di mana konsumen bisa mendalami teknologi-teknologi yang ditawarkan oleh Apple dan bertemu dengan sesama penggemar Apple lainnya.

2. Solusi Penuh

Produk dan aksesoris Apple saling melengkapi satu sama lain. Pengguna iPod bisa mendownload dan memasukkan musik melalui program iTunes. Selain itu, Apple juga melengkapi Mac dengan hardware dan software buatan sendiri yang lengkap, sehingga para pengguna tidak perlu pusing mencari program yang cocok.

3. Apakah Anda Seorang Mac?

Akui saja kalau merek “Apple” adalah sebuah merek yang “hip”, artinya bisa memberikan para penggunanya sebuah citra “muda, modern, dan cerdas”.

4. Produk yang Variatif

Banyak konsumen mungkin belum siap untuk menggunakan Mac. Namun, melalui produk-produk yang lebih murah seperti iPod, Apple berusaha mengenalkan dan mengakrabkan kecanggihan produk-produknya kepada para konsumen. Dengan demikian, Apple berusaha menciptakan keinginan dari para konsumen untuk kemudian menggunakan Mac.

5. Format yang Unik

Pengguna iPod tentu saja mengetahui kalau musiknya menggunakan format yang tidak umum, yaitu “.aac”. Hal ini bisa membuat para pengguna iPod malas untuk mengganti dengan pemutar MP3 lain dan justru ingin menggantinya dengan produk Apple yang lebih baru lagi. Terciptalah kesetiaan konsumen.

6. Sumber Makan untuk Media

Apple seringkali memberikan bocoran-bocoran gosip melalui internet, di mana hal tersebut biasanya dimanfaatkan oleh para blogger untuk memberikan informasi baru. Hal ini biasanya menimbulkan rasa penasaran dari para konsumen.

7. Penjualan Pendidikan

Dengan menjual produk-produknya kepada sekolah-sekolah dan universitas, Apple mengubah konsep kelas menjadi ruang pameran. Hal ini membuat para murid yang menggunakan produk Apple menjadi sangat akrab dengan interface Apple dan bisa merasakan kinerja superiornya. Dengan cara seperti ini, Apple menciptakan pelanggan bahkan sebelum mereka tahu kalau mereka adalah pelanggan.

8. Produk yang Menjawab

Apple sangat memperhatikan keinginan konsumen, jadi produk-produknya merupakan hasil dari penelitian yang matang dan desain yang kuat. Hal inilah yang menjadi kunci kepuasan pelanggan.

9. Meng-outsourcing Hal yang Tidak Menyenangkan

Dalam kasus iPhone, siapa yang diprotes oleh konsumen karena iPhone tidak bebas untuk digunakan oleh segala operator? Apakah Apple? Jawabnya adalah AT&T. Apple tetap tenang di belakang layar sebagai penghasil produk bermutu dan AT&T adalah pihak pemberi jasa yang menyebalkan.

10. Konsisten

Semua produk Apple memiliki rancangan dasar yang sama. Jadi, semua pengguna produk Apple akan memiliki bayangan awal terhadap produk baru Apple yang akan luncur, sehingga memudahkan mereka untuk beradaptasi dan melakukan pembelian ulang.

11. Inovasi Baru

Walaupun rancangan dasarnya sama, tetapi tidak dengan portfolionya. Apple selalu menghadirkan inovasi baru bagi para konsumennya, dimulai dari saku, meja kerja, kantor, dan ruang keluarga.

12. Daya Tarik

Dari segi kemasan sampai kepada fitur produk, semuanya menimbulkan rasa kagum bagi para pemakainya.

Sumber:

http://ferry.adsnimation.com

Channel of Distribution

Channel of distribution are the intermediaries which transfer goods from producers to consumers. Thus marketing channel are useful for proper distribution of goods and services. Following are main principles which apply on the channel of distribution.

1. The principle of minimum total cost of transaction :

Suppose, if goods are transferred to direct, the cost of transferring goods is Rs. 10.

But if it is purchased by channel of distribution, its cost is Rs. 2, it will be useful to reduce the cost of producers.

2. The principle of smoothness gap in assortment and sorting :

The intermediaries takes the goods and save it in store and sells it when consumer needs the goods. So, manufacturing needs intermediaries.

3. The principle of searching :

Channel of distribution creates the market of specific goods where consumer can search and buy.

4. Personal Touch

The channel of distribution close to the consumer, so they can know the needs of consumer and solve the problems of consumers.

Price Setting Process

When  a company develops a product, it is very necessary to set its specific price. But there are many factors which affect its setting which we can show following steps of its process.

1st Step : Selecting the Price Objectives :

We all know the price setting is the major part of marketing policy and one of P4 of marketing mix. So, it is the first in which you have to select the price object for setting it. It may be

a) Survival the product in market :

Company thinks that his product is new and for creating its position in market, company should take minimum price from its customers.

b) Maximum profit objective :

If company wants to earn maximum profit, the company can set high price under price skimming. Company thinks that if it will fix high price, no competitor faces it.

c)  High market share objective :

Company's object is to increase sale. So, it will determine low price than competitors.

2nd Step : Determining the Demand :

Main aim of taking second step is to check whether our set price is best for increasing demand or not. In this step, we takes following decisions

a) Create the demand curve and check the trend :

With past records of our company's product price and past sales company can create demand curve, it shows the effect of changing price on demand of customer. The company can take the help of economist which they can explain its technical explanation. But with this, company can know whether company's price are creating bad effect on demand or good effect on demand.

b) Demand Elasticity

With this, company can estimate about how much demand is effected with increasing or decreasing the price.

3rd Step : Estimate the Costs :

For determination the price of product company should estimate the cost of product.

I) Calculate variable and fixed cost :

Fixed cost = Electricity + salary bill etc

variable cost = raw material cost + labour cost + other expenses etc.

II) Calculate differential cost in differential market :

Use activity base costing system if company sells product different time period.

III) Target Costing :

This is japan's technique

at what price consumer wants the product xxxx

                                         Less margin = xxxx

-------------------------------------------------

                                    Estimated price = xxxx

--------------------------------------------------

Cost must be less than estimated price

IV) Also estimate competitor's price:

4th Step : Selecting a Good Price Method :

a) Markup pricing :

Total cost price xxxx

Add % Margin on sale xxxx

----------------------------

Sale price  xxxx

----------------------------

b) Perceived value price :

it is fixed on the basis of cost of market mix and margin

( product cost + advertising cost + placement cost ) + margin = fix price

c) Value Price :

Low price of quality product than competitors.

6th Step : Select the Final Price

After analysis of above five steps, marketer selects the final price of a new product.

Teachers tampering with tests

With pay now being linked to test performance in many school districts and adequate yearly progress for NCLB being harder to achieve with the raising of the bar in many states, the incentives for teachers to tamper with tests has increased. The NY times article "Under Pressure, Teachers Tamper With Test Scores" reports some recent incidents of test tampering including teachers looking over the shoulders of students and point out the right answers and principals erasing wrong answers and filling in the correct answer on state tests.

FREE Webinar on Identity Analytics ROI

Is your Identity Compliance project a GIANT Headache? If so, then we have the little blue pill for your compliance headache. The reason why many organizations experience pain in the compliance programs they run is because of the lack of automated tools, impact to productivity and lack of ongoing actionable information. I have seen this first hand. Organizations usually rely upon project managers and excel spreadsheets collect information from business units and project teams. This then leads to massive efforts to fill in information and send them back to the central team for documentation and reporting to the auditors. Ultimately, this information is old before it is collated into the binders and the report is issued. However, the real result is usually a GIANT HEADACHE for everyone involved.

As Identity theft outpaces any other theft and security challenges for organizations, the problem needs a more efficient solution with better processes and better tools. Business leaders will believe in investment when they can see better utilization of key resources, better on-going information, proven segregation of duties, and ultimately better security.

Niel Gandhi, has the "Advil" for your compliance headache with Oracle Identity Analytics. Register here for the FREE webinar on the ROI of using Identity Analytics. He is has years of experience solving these problems for organizations around the world. Additionally, he has extensive experience as Principal Product Manager, Identity Analytics. Here are a couple of the topics that he will cover in the event:

• Automate critical identity-based controls such as attestation and
  segregation of duties
• Analyze, mine, and correlate user roles for compliant and efficient
  user access
• Build comprehensive reports for audit, compliance, and business
  purposes
• Utilize business-friendly compliance dashboards and metrics
• Give a 360-degree view of user’s access and achieve rapid compliance

However, the ultimate goal of his presentation is to make sure you have concrete ways to help you solve your Compliance Headache without breaking the bank. Hope to see you there!

Live Webcast: Maximize Compliance ROI With Oracle Identity Analytics
Register Here
Thursday, June 24, 2010
Time: 10:00 am PT / 1:00 pm ET

Current Issue of Economics of Education Review

Here are the articles in the August 2010 issue of Economics of Education Review

1. Low-income students and highly selective private colleges: Geography, searching, and recruiting
by Catharine B. Hill and Gordon C. Winston.
2. What’s the value of an acceptance letter? Using admissions data to estimate the return to college
by Björn Öckert
3. Early decision and college performance
by Elizabeth J. Jensen & Stephen Wu.
4. Educational disparity and the persistence of the black-white wage gap in the U.S.
by Melanie O'Gorman.
5. Faculty employment at 4-year colleges and universities
by Liang Zhang and Xiangmin Liu.
6. Does price matter? Overseas students in UK higher education
by Kwok Tong Soo and Caroline Elliott.
7. Skipping class in college and exam performance: Evidence from a regression discontinuity classroom experiment
by Carlos Dobkin, Ricard Gil and Justin Marion.
8. Birth order, family size and educational attainment
by Monique de Haan.
9. Measuring efficiency of Tunisian schools in the presence of quasi-fixed inputs: A bootstrap data envelopment analysis approach
by Hédi Essid, Pierre Ouellette and Stéphane Vigeant.
10. Redistributive taxation vs. education subsidies: Fostering equality and social mobility in an intergenerational model
by Andrea Schneider.
11. Returns to overeducation: A longitudinal analysis of the U.S. labor market
by Yuping Tsai.
12. Child care subsidies and child development
by Chris M. Herbst and Erdal Tekin.
13. School assignment, school choice and social mobility
by Simon Burgess and Adam Briggs.
14. The economic returns to field of study and competencies among higher education graduates in Ireland
by Elish Kelly, Philip J. O'Connell and Emer Smyth.
15. Teacher hiring practices and educational efficiency
by Linn Renée Naper.
16. Transforming public schools: Impact of the CRI program on child learning in Pakistan
by Muhammad Farooq Naseer, Manasa Patnam, Reehana R. Raza.

Alarming Dropout rates found in New Dept. of Education Report

A new report released by the Department of Education found that 25% of high school students fail to graduate on time. For African Americans and Hispanics the percentage is about 40%. The report, "Public School Graduates and Dropouts From the Common Core of Data: School Year 2007–08: First Look" presents average freshman graduate rates (AFGR) by state. The state with the highest AFGR is Wisconsin at 89.6% while the state with the lowest AFGR is Nevada at 51.3%.

Pay for Performance in D.C. Schools

The Washington DC's teacher union ratified a contract that bases pay on performance not seniority yesterday. As reported in the Washington Post article "D.C. teachers' union ratifies contract, basing pay on results, not seniority," a voluntary performance pay program which will be based on improvements in student test scores and other criteria begins this fall could add between $20,000 to $30,000 to D.C. teachers' salaries. The contract also allows principals to use job performance, instead of seniority, as the main determinant when reducing staff because of declining enrollment or program changes.